Unmasking Laskar89: Bagaimana gerakan digital menyebarkan kebencian dan divisi di Indonesia

0 Comments


Dalam beberapa tahun terakhir, dunia telah menyaksikan munculnya gerakan digital yang menyebarkan kebencian dan pembagian di antara masyarakat. Salah satu contoh paling terkenal dari fenomena ini adalah Laskar89, sebuah kelompok yang telah mendapatkan ketenaran karena mempromosikan ideologi ekstremis dan menghasut kekerasan di Indonesia.

Laskar89 pertama-tama menjadi terkenal pada tahun 2016 ketika muncul sebagai pendukung vokal dari kandidat pra-pra-prabowo Subianto saat itu. Kelompok ini dengan cepat mendapatkan pengikut di media sosial, di mana ia menyebarkan propaganda dan informasi yang salah kepada para pengikutnya. Kehadiran online Laskar89 memungkinkannya untuk menjangkau khalayak luas dan merekrut anggota baru yang berbagi pandangan ekstremisnya.

Salah satu taktik utama kelompok itu adalah menargetkan agama dan etnis minoritas, menyebarkan pidato kebencian dan menghasut kekerasan terhadap mereka. Retorika Laskar89 sering berfokus pada menjelekkan kelompok -kelompok ini, menggambarkan mereka sebagai ancaman terhadap identitas dan keamanan nasional Indonesia. Bahasa radang ini berfungsi untuk memicu ketegangan dan menciptakan iklim ketakutan dan pembagian di dalam negeri.

Kegiatan kelompok itu tidak luput dari perhatian oleh pihak berwenang, dan pada tahun 2018, pemerintah Indonesia melarang Laskar89 karena mempromosikan pidato kebencian dan menghasut kekerasan. Namun, langkah ini tidak banyak mengekang pengaruh kelompok, karena terus beroperasi melalui berbagai saluran media sosial dan platform online.

Pada tahun 2020, identitas sebenarnya pemimpin Laskar89 akhirnya terungkap, membuka kedok pria di belakang gerakan digital. Ahmad Dhani, seorang musisi terkemuka dan mantan kandidat politik, diekspos sebagai dalang di belakang Laskar89. Keterlibatan Dhani dengan kelompok itu mengejutkan banyak orang Indonesia, yang mengenalnya terutama sebagai seorang selebriti dan figur publik.

Pengungkapan peran Dhani di Laskar89 menyoroti bahaya gerakan digital yang beroperasi dalam bayang -bayang, menyebarkan kebencian dan pembagian dengan impunitas. Ini juga menggarisbawahi perlunya kewaspadaan yang lebih besar dan regulasi platform online untuk mencegah penyebaran ideologi ekstremis.

Setelah membuka kedok Laskar89, pemerintah Indonesia telah mengambil langkah -langkah untuk menindak kelompok -kelompok ekstremis dan membenci pidato online. Perusahaan media sosial juga telah menerapkan langkah -langkah untuk memerangi penyebaran informasi yang salah dan kebencian pada platform mereka.

Kasus Laskar89 berfungsi sebagai kisah peringatan tentang kekuatan gerakan digital untuk menabur perselisihan dan mempromosikan ideologi ekstremis. Ini juga menggarisbawahi pentingnya kewaspadaan dan tindakan dalam memerangi pidato kebencian dan divisi di ruang online. Hanya melalui upaya kolektif kita dapat berharap untuk membendung gelombang ekstremisme dan membangun masyarakat yang lebih inklusif dan toleran.

Related Posts